Jumat, 03 Oktober 2014

Widhyawan SKK Migas Bakal Duduki Kursi Dirut Pertamina?

Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinan Hutahaean mengatakan bahwa saat ini kondisi energi Indonesia dalam keadaan darurat.
"Kondisi energi kita sudah memasuki taraf darurat energi, saya tidak mengerti apakah ini tidak dipahami oleh pemangku kebijakan negara kita ini atau memang sengaja dipermainkan dengan bahasa politik yang meninabobokan masyarakat," ucapnya, Jumat (3/10/2014).
"Dilihat kondisi global saat ini, produksi minyak migas dunia hanya sekitar 95 juta barel per hari, yang mana separuh harus dikonsumsi oleh negara produsen dan separuhnya digunakan diperjualbelikan sekitr 45 juta barel, dan 25 juta barel tiap harinya dibeli oleh 5 negara importir terbesar, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, India, sedangkan Indonesia diurutan ke 14," ujarnya.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah masih mampukah 5-10 tahun lagi berebut minyak impor di pasar internasional, sementra bangsa kita ini bangsa lemah. Karena, siapa yang kuat secara militer maka dia yang akan mendapatkan pasokan minyak di pasar internasional," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Global Future Institute (GFI) Hendrajit menilai segala rencana Jokowi dalam rangka memerangi mafia migas menunjukan bahwa Jokowi tidak memiliki skema yang tepat. Pasalnya segala wacana yang sudah dibuat tidak ada yang menyentuh mafia di level hulu.
"Skema yang dimiliki para mafia itu sangat struktural dan kaderisasi. Mereka Meletakkan agen di satu institusi Pemerintahan untuk mempengaruhi suatu kebijakan," ucapnya.
Hendrajit menuturkan kader-kader mafia yang diletakkan ke dalam instansi pemerintahan biasanya berada di level-level yang di bawah seperti di eselon 3 atau eselon 1 bukan tingkat Menteri. Akan tetapi, meski kedudukannya di bawah tapi bisa sangat berpengaruh terhadap kebijakan.
Satu lagi nama baru muncul di kancah kursi Pertamina pada pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK. Dia adalah Widhyawan Prawira Atmaja, yang saat ini masih aktif menjabat sebagai Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas.
Widhyawan diprediksi akan bersaing bersama Darwin Silalahi dan Taslim Yunus yang sebelumnya hangat diperbincangkan bakal menempati posisi Direktur Utama Pertamina.
"Widyawan adalah orang dekat dengan Ari Soemarno yang akan dijadikan Dirut Pertamina. Sementara Ari Soemarno sendiri salah satu kandidat terkuat untuk menempati komisaris utama di Pertamina. Bisa dilihat skemanya jika skenario itu terwujud, sebagai upaya menggeser kekuatan mafia migas lama era SBY", ujar Hendrajit.
Informasi yang beredar, Widyawan ditarik oleh Ari Soemarno dalam Tim Pokja Energi Rumah Transisi setelah Ahmad Faisal yang sebelumnya diusung di awal menjadi kandidat Direktur Utama Pertamina terlalu asosiatif dengan kelompok Jusuf Kalla.
Informasi lainnya, Widyawan sampai cuti dari SKK Migas untuk membantu Ari Soemarno membuat konsep tata kelola energi di Rumah Transisi.

Abdul Kadir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar