Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa pengusaha sangat berkepentingan untuk mengetahui visi dan misi partai politik(parpol) dan calon presiden. Tidak heran, diskusi dengan partai politik yang mengusung calon presiden biasa dialksanakan menjelang pemilihan umum, termasuk Pemilu 2014 mendatang.
Dari diskusi-diskusi yang telah dilaksanakan sebelumnya, diketahui bahwa selama ini hubungan politisi dan pengusaha lebih bersifat pribadi dan biasanya terjadi setelah parpol memegang kekuasaan. Namun, dengan dialog seperti yang pernah dilaksanakan Apindo dengan parpol, pengusaha dapat memilih memberi dukungan ke parpol yang sesuai dengan kebutuhan pengusaha.
Sudah barang tentu, dari diskusi-diskusi itu, setiap pengusaha punya pandangan tersendiri mengenai parpol dan calon presiden yang diusung. Namun, yang penting bagi pengusaha adalah implementasi dari kebijakan. “Pengusaha dan pemerintah betul-betul bekerja sama membangun ekonomi,” ujar H Andrian Muchtar, Direktur Utama PT EAMN, yang bergerak di bidang kontraktor dan jasa terutama yang menyangkut perkapalan.
Agak berbeda dengan pengusaha pada umumnya yang tergabung di Apindo, H Andrian Muchtar—sosok pengusaha yang humoris dan familiar, tidak terlu pusing memikirkannya.
Ketika wartawan Koran Transaksi sengaja ingin menemuinya di kantornya, Jakarta Timur, sebagai sahabat yang cukup lama tidak bertemu, Selasa pekan lalu, tidak terlihat adanya perubahan sikap dari pengusaha kelahiran Maninjau, Sumatera Barat itu.
Setelah hampir 30 menit menunggu—karena menggelar rapat, H Andrian Muchtar baru mempersilahkan masuk sambil beranjak dari kursinya seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman. “Apa kabar, Bang. Lama tak jumpa,” ucapnya sambil mengenalkan wartawan Koran Transaksi kepada rekan-rekannya yang ada di ruangan itu.
Setelah cerita ngalor-ngidul, dia menjawab sebuah pertanyaan sembari menghisap rokok putihnya, dengan santai, “bagi saya, siapapun yang akan menjadi orang nomor satu di negeri ini, yang penting dia punya keteladanan dan kepeloporan.”
Lalu, dia berujar, “sebenarnya Indonesia ini merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam, sayangnya sekarang menjadi negara pengimpor bahan pangan yang cukup besar. Kan lucu juga.”
H Andrian Muchtar mencontohkan, kedelai hampir 70 persen kebutuhan nasional impor. “Padahal, menurut peneliti pertanian kita memiliki jenis kedelai unggulan yang justru lebih baik ketimbang kedelai impor dan sudah menghasilkan bibit unggul berbagai tanaman siap dikembangkan, agar Indonesia ke depan bisa swasembada pangan. Tentunya, dengan dukungan berbagai pihak yang terkait,” tandasnya.
Jadi, siapa kira-kira yang paling pas untuk calon Presiden RI 2014? “Saya punya dua pilihan, yaitu ARB atau JK, karena figur kedua tokoh ini memang pengusaha. Tentunya beliau-beliau ini lebih memahami kondisi perekonomian kita sekarang ini,” jawab H Andrian Muchtar.
H Andrian Muchtar kemudian menyinggung soal upaya pemerintah yang telah mengeluarkan paket kebijakan untuk mengantisipasi memburuknya perekonomian global. Namun, kata dia, persoalan Indonesia saat ini adalah ekspor, yang masih terbatas pada komoditas dan sebagian besar masih bertumpu pada komoditas yang berbasis sumber daya alam (SDA). “Jadi, belum menempatkan teknologi dan inovasi. Apalagi hasil alam kita diekspor dalam bentuk mentah, tentunya harganya pun murah,” ujarnya.
Dirut PT EAMN itu juga menyampaikan keprihatinannya soal tanah kelahirannya, yakni Danau Maninjau, Sumatera Barat yang begitu elok dan asri, karena tidak dipromosikan sebagai pariwisata andalan. “Padahal, panorama alamnya luar biasa dan penduduknya pun ramah tamah. Begitu juga kalau saya melewati Lampung ke Palembang, di sisi jalan masih terhampar luas areal yang masih belum terjamah. Mbok, ya pemerintah bisa memanfaatkan lahan tersebut,” ujar H Andrian Muchtar, mengakhiri perbincangannya.
Abdul Kadir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar