Jumat, 20 Desember 2013

Masyarakat di Kaki Gunung Wayang Mengolah Sampah Jadi Energi Terbarukan

Jawa Barat.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE

Berangkat dari keprhatinan Tim Kelompok Masyarakat (TKM) yang mayoritas berusaha sebagai peternak sapi perah dan petani sayuran di Kec. Kertasari, areal hulu sungai Citarum atau tepatnya di kaki Gunung Wayang dengan banyaknya sampah yang menumpuk di hulu sungai Citarum dan limbah kotoran hewan ternak yang mencapai 1.8 ton/hari. Timbullah pemikiran bagaimana caranya mengelola sampah tersebut untuk mengurangi tumpukan sampah.
Dibawah bimbingan Tim ICWMRIP, instalasi olah sampah dan limbah peternakan ini kini menghasilkan gas yang setelah dimurnikan, menjadi gas alam terbarukan (renewable natural gas) atau biometan RNG.
Pada awalnya 36 ton sampah dan kotoran ternak dimasukkan memenuhi digester Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk, namun di hari selanjutnya pengisian kontinyu 1.8 ton/hari.
Sebagai energi ramah lingkungan dan terbarukan, biometan ini digunakan untuk menghidupkan listrik melalui genset 2 x 5 KVA, mampu memberi daya listrik bagi peralatan mesin pembersih limbah plastik (MPLP), peralatan pertukangan (air tool berbasis kompresor), serta penerangan.
Khusus penerangan, melalui inverter 2 KW dan 8 accu (50 amp, 12 V), sebagai power bank berkekuatan simpan daya 4.8 KWH, cukup sebagai back up menyalakan lampu 200 watt selama 24 jam.
Dari 4 digester @9 m3, bukan saja dihasilkan sekurangnya 40 m3 biometan, namun juga lumpurnya adalah pupuk organik, yang mudah diaplikasikan bagi Pupuk dan Pemupukan pertanian sayuran dan bahan pangan, yang membentang luas di wilayah sejuk kaki gunung Wayang ini.
Diketahui dari 1,8 ton material input harian bagi proses fermentasi akan dihasilkan 40 % berupa kompos padat ~ 720 kg serta pupuk cair 720 liter.
Hasil pupuk harian sebesar diatas tentu saja menggembirakan masyarakat Kec. Kertasari yang mayoritas petani dan peternak sapi perah tersebut. Disatu pihak petani mendapat pupuk dekat lokasi tanpa harus bergantung kepada pemasok pupuk (kimia) dari kota, dan di saat yang sama, peternak sapi perah pun dapat mengolah limbahnya. Hasil harian, di samping pupuk, tapi juga 40 m3 biometan, yang tentu saja membantu masyarakat memiliki bahan bakar bagi genset, mesin (engine) maupun energi panas (kompor) -yang diketahui memiliki kesetaraan kalori dengan 19,2 kg LPG atau, ketika digunakan bagi pembangkitan listrik akan dihasilkan 40 KWH.
Diharapkan, geliat semangat masyarakat di hulu sungai Citarum yang dapat mengurangi timbulan limbah di 
sungai -terbesar dan terpanjang di Jawa Barat ini- akan terus terpelihara. Dan manfaatnya pun, secara perlahan dan kendati baru sedikit, akan dapat dirasakan masyarakat di hilir. Setidaknya, berkurangnya buangan limbah pencemar sungai Citarum 1.8 ton/hari.
Kini masyarakat setempat mempunyai kegiatan baru, yaitu mengumpulkan sampah yang ada di bantaran sungai Citarum, dan mengumpulkan kotoran hewan ternak untuk diolah.

Heroe Soelistyanto

Sumber: KencanaOnline.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar