Penyebab bentrok antara TNI dan Polri di Batam Rabu (19/11) malam adalah kesejahteraan, ungkap Kapolri Sutarman di Batam Kamis (20/11).
"Oleh karenanya, itu menjadi pemikiran saya dan Pak KASAD ke depan, untuk bagaimana memberikan kesejahteraan bagi anak-anak (personel TNI dan Polri) ini, sehingga tidak mudah terpicu oleh apapun, " kata Sutarman.
Betapapun, menurutnya, itu adalah penyelesaian jangka menengah dan jangka pendek, sambil terus berusaha menemukan satu solusi yang tepat dan permanen.
Bentrok di Batam Rabu malam berawal dari percekcokan pagi harinya di sebuah pom bensin antara empat personel TNI dan dua anggota Brimob Polda Kepulauan Riau yang sama-sama hendak mengisi BBM.
Siang harinya sejumlah orang datang ke Markas Brimob dan melakukan pengrusakan barak yang berujung pada aksi tembak-menembak.
Selain Kapolri Sutarman, KASAD Gatot Nurmantyo juga berada di Batam untuk menyelidiki kasus bentrok tersebut.
"Beri waktu kepada saya untuk menyelesaikan ke dalam. Saya sudah membentuk tim investigasi ke dalam yang dipimpin oleh Badan Puspom," jelas Gatot.
Sementara itu, pengamat dari Pusat Studi Politik Keamanan dan Perdamaian Universitas Gajah Mada, Najib Azca, mengakui bahwa akar permasalahan antara TNI dan Polri kompleks dan sudah berlangsung sejak lama.
Reformasi instansi
Adanya rasa inferior dan superior terkait status dan kesejahteraan adalah beberapa penyebabnya.
Oleh karena itu, Najib menyerukan reformasi total di tubuh kedua instansi guna mencegah konflik terulang kembali.
"Mestinya, lembaga seperti kepolisian itu tidak di bawah presiden. Melainkan di bawah kementerian, bisa kementerian hukum atau kementerian dalam negeri. Lalu, Angkatan Darat juga begitu. Harusnya kan dia itu tidak di bawah presiden langsung, melainkan di bawah menteri pertahanan," kata Najib Azca kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.
Asanudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar