Kamis, 02 Januari 2014

Pertamina Naikkan Harga Elpiji 12 Kg

AcehMEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


Sekarang Rp 140.000/Tabung 

PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji (gas alam cair) nonsubsidi kemasan 12 kilogram (kg) menyusul tingginya harga liquid petroleum gas itu di pasar internasional dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan beban subsidi yang sudah ditanggung sebagai kerugian perusahaan bakal semakin tinggi.
Marketing Branch Manager PT Pertamina Aceh, Aribowo, kepada Serambi di Banda Aceh, Rabu (1/1), per 1 Januari 2014 gas elpiji kemasan 12 kg resmi naik. Kenaikan ini dinyatakannya untuk seluruh Aceh dan Indonesia umumnya.
Adapun harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pertaminamulai 1 Januari 2014 untuk wilayah Banda Aceh Rp 140.000 per tabung. Sebelumnya “hanya” Rp 90.000 per tabung.
“Untuk itu, terhitung 1 Januari 2014 Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram secara serentak. Besaran kenaikan di tingkat konsumen akan bervariasi berdasarkan jaraknya ke SPBBE,” kata Aribowo.
Keputusan ini, menurutnya, sebagai respons atas rekomendasi laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI bahwa selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima, harga elpiji 12 kg harus dinaikkan. Soalnya, kerugian bisnis elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg ini telah menjadi temuan BPK dalam laporan pada awal Februari 2013 lalu.
Dijelaskan, penyesuaian harga ini hanya memberikan dampak tambahan pengeluaran rumah tangga sekitar Rp 52.000 per bulan. Dengan kecenderungan pola konsumsi elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg di masyarakat yang umumnya dapat digunakan untuk sebulan hingga 1,5 bulan, kenaikan harga tersebut diyakininya tak akan banyak berpengaruh pada daya beli masyarakat, mengingat pemakai kemasan 12 kg umumnya kalangan mampu.
Untuk konsumen ekonomi lemah dan usaha mikro, menurutnya, pemerintah telah menyediakan elpiji 3 kg bersubsidi yang harganya lebih murah.
Terkait kekhawatiran bahwa kenaikan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kg itu akan memicu migrasi konsumen ke elpiji 3 kg, Aribowo mengatakan, Pertamina saat ini telah mengembangkan sistem monitoring penyaluran elpiji 3 kg (SIMOL3K) yang diimplementasikan secara bertahap di seluruh Indonesia mulai Desember 2013.
“Mengingat perbedaan harga elpiji nonsubsidi dan subsidi sangat tinggi, kita imbau supaya konsumen kalangan mampu, yakni rumah tangga mampu dan kalangan restoran dan hotel, tidak beralih memakai gas elpiji bersubsidi. Sudah seharusnya mereka memakai elpiji 12 kilogram, sehingga kelangkaan gas elpiji 3 kilogram tidak lagi,” imbau Aribowo.
Hal senada dikatakan Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas ) Aceh, Faisal Budiman. Kenaikan harga ini, menurutnya, disebabkan tingginya harga pokok elpiji dan juga disebabkan turunnya nilai tukar rupiah.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Aceh, Faisal Budiman kepada Serambi, Rabu (1/1) mengatakan, harga gas elpiji 12 kg untuk wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, dan Pidie yang dulunya mereka jual Rp 90.000-95.000 per tabung, mulai Rabu kemarin, (1/1) mereka jual Rp 145.000 per tabung.
“Ini harga yang diterima masyarakat. Harga yang sekarang adalah harga yang kita susun dan kita sepakati. Kita perkirakan kenaikan dari harga sebelumnya sekitar Rp 52.000 per tabung,” kata Faisal.
Menurutnya, keputusan kenaikan harga elpiji 12 Kg ini diputuskan pada 31 Desember malam. Harga baru ini, menurutnya, belum ada reaksi dari masyarakat. “Tepatnya hari ini belum ada reaksi yang berarti dari masyarakat, mungkin hari ini tanggal merah dan masyarakat banyak yang liburan. Kita baru bisa lihat reaksi masyarakat besok. Namun memang sudah kepastian gas elpiji 12 kilo naik,” ujarnya.

Faisal mengatakan, rata-rata elpiji nonsubsidi ini dipakai oleh rumah tangga mampu. Ia juga khawatir kalangan mampu akan beralih memakai elpiji subsidi pemerintah kemasan 3 kg.

Abdul Kadir
Sumber : http://aceh.tribunnews.com/2014/01/02/pertamina-naikkan-harga-elpiji-12-kg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar