Rabu, 22 Januari 2014

Akhirnya Korban Banjir Pekalongan Bisa Tersenyum

Pekalongan.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


Ratusan jiwa warga desa Pait dan Krapyak Lor Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, sudah pasrah dan kecil hatinya. Rumah tempat tinggal mereka terendam banjir hingga 1 meter.

Untuk mencari bantuan logistik, akses jalan juga tertutup. Satu-satunya harapan hanyalah digantungkan dengan kelancaran alat komunikasi. Menurut Ja'far, Kepala Desa Pait, dengan bantuan alat komunikasi itu, ia mencoba mengakses bantuan dari mana saja.

"Teman-teman saya dan juga tokoh-tokoh yang saya kenal, semua saya kontak," kata Ja'far.

Setelah menunggu dua hari, saat harapan menipis, tiba-tiba sebuah mobil box menyibak genangan air. Seorang lelaki berkacamata turun. Setelah berbasa basi sejenak, lelaki itu meminta beberapa anak muda yang mengiringinya untuk menurunkan bawaannya dari mobil box.

"Jadi pak Tulis ini salah satu anggota DPR RI yang sering kemari. Dari banyak orang yang saya kabari kalau desa terkena banjir, hanya beliau yang menyempatkan diri rawuh kesini," kata Ja'far.

Sutarip Tulis Widodo adalah anggota DPR RI dari Partai Demokrat yang duduk di komisi X. Sejak dilantik, ia memang rutin menyambangi seluruh desa di Pekalongan dan Pemalang. Ia mengaku hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada pemilihnya.

"Jangankan saat banjir, saat kering saja saya sering kesini. Kalau banjir, masyarakat harus ditemani," kata Tulis.

Menurutnya, kedatangannya ke lokasi banjir diikuti Arya Bima, anaknya. Ia mengaku mengajak anaknya, untuk menunjukkan bagaimana kerja seorang legislator yang benar.

"Selain tanggung jawab kepada para pemilih, saya juga harus menjaga citra partai. Saya ingin tunjukkan bahwa meskipun tanpa bendera, Partai Demokrat itu selalu menemani rakyat," kata Tulis.

Saat hendak berpamitan, Tulis Widodo menyempatkan menyerahkan bantuan. Logistik siap saji dan bahan mentah ditinggalkan untuk masyarakat.

Menurut Jafar, sejauh ini memang hanya Partai Demokrat yang menengok.

"Bukan karena kami mendapat bantuan, lalu berkata demikian. Karena nyatanya memang begitu. Bahkan pak Tulis juga tidak meminta kami, warga desa untuk memilih beliau. Jadi saya yakin ini bukan kamapanye," kata Jafar.

Bantuan itupun segera didistribusikan ke warga yang rumahnya tergenang, maupun tidak tergenang. Sebab yang merasakan repotnya saat banjir memang bukan hanya yang terendam, namun seluruhnya.

Dan para korban banjir itupun tersenyum lagi.


Abdul Kadir
Sumber : http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/55042/akhirnya-korban-banjir-pekalongan-bisa-tersenyum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar