Mantan calon Walikota Palembang nomor urut 3 Sarimuda mengaku pernah diminta uang Rp10-15 miliar oleh salah satu oknum dari Mahkamah Konstitusi (MK) saat sidang gugatan pilkada di MK.
"Tiga hari menjelang putusan MK, saya pernah ditelepon salah satu oknum dari MK dengan meminta uang Rp10 sampai Rp15 miliar untuk memenangkan saya di sidang gugatan. Tetapi saya katakan tidak ada uang sebesar itu. Saya juga tidak mengetahui yang menelepon saya itu siapa,” kata Sarimuda di kediamannya, Sabtu (5/10/2013).
Sarimuda menyatakan, setelah mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku dari MK tersebut, dia pun bersiap dikalahkan oleh calon lainnya. “Saya sudah punya firasat bakal kalah, setelah mendapat telepon dengan meminta sejumlah uang,” kata Sarimuda.
Sarimuda juga menjelaskan, dengan tertangkapnya Ketua MK Akil Mochtar karena menerima suap, dia akan terus mencari kebenaran dari pemilukada Kota Palembang. "Saya sudah mengajukan gugatan ke PTUN di Jakarta sejak dua minggu yang lalu yang isinya meminta pembatalan SK Mendagri tentang pelantikan walikota dan wakil walikota Palembang," kata Sarimuda.
Sekadar mengingatkan, keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Palembang, pada 7 April 2013 menetapkan pasangan nomor urut 3 Sarimuda – Nelly memenangkan Pilkada Palembang dengan perolehan 316.923 suara, sementara Pasangan nomor urut 2 Romi Herton–Harnojoyo memperoleh 316.915 suara. KPU menetapkan pasangan nomor 3 mengungguli pasangan nomor urut 2 dengan selisih tipis 8 suara, sementara pasangan nomor 1 Mularis Djahri- Husni memperoleh 97.810.
Pasangan nomor 2 langsung mengajukan gugatan ke MK pada 16 April 2013 yang tercatat dalam register perkara nomor 827/PAN.MK/2013. Isi dari gugatan tersebut, meminta MK membatalkan hasil rekapitulasi KPU Palembang. Tanggal 20 Mei, Mahkamah Konstitusi mengumumkan pasangan nomor 2 menang dengan selisih 23 suara dari Sarimuda.
(Heroe Soelistyanto)
Sumber : http://us.m.news.viva.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar