Sebanyak 2.000 relawan pagar betis telah disiapkan untuk mengamankan jalannya prosesi kirab kereta pengantin Putri Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan KPH Notonegoro.
Kepala Bidang Humas Polda DI Yogyakarta, AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, selain melibatkan elemen masyarakat, pagar betis juga melibatkan seluruh jajaran Polsek.
"Banyaknya tamu VVIP pada ritual panggih pada Selasa 22 Oktober 2013, seperti Presiden dan Wakil Presiden. Polda DIY juga akan menerapkan pengamanan khusus dan menerjunkan 2/3 kekuatan," kata AKBP Anny, Senin (21/10/2013).
Selain itu, beberapa ruas jalan menuju Alun-alun Utara meliputi Jl. Kauman (kantor pos besar ke arah Trikora dan Jl. Ibu Ruswo) serta pertigaan Wijilan juga akan ditutup.
Pernikahan Kerajaan ini menghabiskan lebih dari 1.200 pelepah daun muda kelapa (janur), ribuan ikat tangkai bunga, ratusan tandan pisang raja, ratusan janjang kelapa gading. Panitia dhaup ageng atau pernikahan ageng putri Raja Kraton Yogyakarta, GKR Hayu dan KPH Notonegoro telah selesai dipersiapkan dan telah menghias berbagai sudut kraton Yogyakarta.
Kholil Nurwachid, 60, perajin janur yang dipercaya menghias hajat Keraton Yogyakarta mengatakan pelepah daun muda kelapa (janur) ini digunakan untuk menghias tarub, bokor, dan aneka ornamen lainnya.
“Untuk pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro ini pelepah daun muda kelapa (janur) kita datangkan langsung dari Ambarawa, Jawa Tengah dengan pertimbangan pelepah daun muda kelapa (janur) kualitasnya lebih baik didatangkan dari daerah pegunungan dengan harga Rp15 ribu per ikat,” kata Kholil.
Hari ini, prosesi pernikahan akan dimulai dengan penjemputan calon pengantin pria dari Mangkunegara menuju ke Kraton. Selanjutnya, prosesi siraman bagi calon kedua calon pengantin di tempat terpisah.
(Heroe Soelistyanto)
Sumber : http://us.m.news.viva.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar