Kamis, 09 Januari 2014

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Anggaran Subsidi Meningkat

Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


Nilai tukar rupiah yang terus melemah hingga mencapai Rp12.300 per dolar Amerika saat ini, menyebabkan anggaran berbagai subsidi dalam APBN 2013 meningkat.

Kepada pers di Jakarta, Rabu (8/1/2014), Menteri Keuangan, Chatib Basri mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah berdampak negatif terhadap anggaran subsidi LPG.
Chatib Basri menambahkan, revisi kenaikan harga LPG untuk tabung 12 kilogram menjadi hanya Rp 1.000 per kilogram dan berlaku mulai 7 Januari 2014 menyebabkan anggaran subsidi LPG naik sekitar Rp 10 trilyun. “Ada dampak pada subsidi, kenaikannya hanya Rp1.000 sehingga gab dari yang 3 kilo dengan yang 12 kilo sekitar Rp7.000,” kata Menkeu Chatib Basri.

Pada kesempatan berbeda, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani menjelaskan anggaran subsidi BBM 2013 meningkat sekitar Rp40 trilyun. “Untuk BBM ini kita melunasi menjadi Rp210 trilyun sebab potensi daripada tagihan subsidi BBM ini bisa mencapai Rp240 sampai Rp250 trilyun di tahun 2013, ini sebagai dampak daripada depresiasi rupiah,” ujar Askolani.

Pengamat dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Yuna Farhan berpendapat pemerintah akan lebih berat menggerakkan perekonomian 2014 dibanding tahun lalu.

Selain ketidakpastian ekonomi global, tambah Yuna Farhan, pemerintah juga harus ketat dalam menggunakan anggaran agar defisit, utang luar negeri serta anggaran subsidi dapat ditekan. Ia menilai posisi pemerintah dilema karena jika subsidi dikurangi menyebabkan daya beli masyarakat turun akibat harga-harga naik sekaligus menyebabkan inflasi tinggi, sementara jika subsidi tetap disalurkan akan menjadi beban anggaran negara.

“Ya memang ini agak susah juga ya! Di sisi lain bahwa ruang fiskal kita juga terbatas, artinya pemerintah mau intervensi juga itu akan sangat sulit. Pemerintah juga harus berkoordinasi dengan BI jangan sampai ada kebijakan nggak sinkron, belum lagi dolar kita juga nggak pasti, inflasi kita juga akan naik,” kata Yuna Farhan.

Dalam APBN Perubahan (APBNP 2013), subsidi untuk LPG ditetapkan sebesar Rp30 trilyun dan diperkirakan meningkat menjadi Rp40 trilyun. Sementara subsidi BBM ditetapkan sebesar Rp200 trilyun diperkirakan realisasinya akan mencapai sekitar Rp250 trilyun.
Dalam Rancangan APBN 2014, subsidi BBM ditetapkan sebesar Rp131,2 trilyun, dan subsidi untuk LPG sebesar Rp37 trilyun.

Meski dalam beberapa kesempatan pemerintah mengatakan optimistis nilai tukar rupiah akan kembali menguat pada kisaran Rp11.000 per dolar Amerika, hingga saat ini nilai tukar rupiah masih tertekan. Kondisi tersebut dikahawatirkan kalangan pengamat, kembali akan mengganggu anggaran subsidi dalam APBN 2014.


Heroe Soelistyanto
Sumber:
 http://m.voaindonesia.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar