Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE
Banyak media asing menyoroti hasil hitung cepat pemilu legislatif Indonesia. Sebagian besar ulasan media asing fokus pada hasil yang tidak sesuai prediksi karena PDIP ternyata tidak menang mudah.
Sebelum pemilu digelar pada 9 April kemarin, banyak survei maupun pengamat yang memprediksi bahwa dari 12 partai yang ikut pemilu, hanya PDIP yang mampu memperoleh suara hingga di atas 25 persen yang berarti partai ini bisa mengajukan capres tanpa koalisi. PDIP sendiri sudah menggadang-gadang Jokowi sebagai capres mereka.
Media asing asal Amerika Serikat, New York Times, Kamis (10/4/2014), menyoroti dominasi PDIP dalam penghitungan cepat pemilu.
Tahun ini, PDIP menempati nomor wahid dalam pemilu setelah kalah pada Pemilu 2004 dan 2009. Namun raihan suara PDIP dalam pemilu ini yang hanya berkisar 20 persen, menurut New York Times, memaksa partai ini untuk melakukan koalisi dengan partai lain.
Sedangkan media asing lainny, Wall Street Journal (WSJ) mengulas kegagalan prediksi PDIP meraih suara mayoritas lebih dari 25 persen dengan judul "Party of Indonesia's Presidential Favorite Joko Widodo Stumbles". Disebutkan bahwa berdasar hasil hitung cepat, PDIP meraih suara lebih sedikit dari yang diharapkan.
Menurut WSJ, hasil hitung cepat menunjukkan bahwa pelaksanaan pemilu presiden mendatang akan dipenuhi dinamika yang lebih kompleks dari yang diprediksikan para pengamat. WSJ mengutip Wakil Rektor Universitas Paramadina, Wijayanto Samarin yang menyebut hasil penghitungan cepat ini menunjukkan bahwa 'Jokowi effect' tidak berhasil dengan baik.
"Kampanye negatif oleh sejumlah partai lainnya terhadap PDIP dan Jokow tampaknya bekerja," sebut Wijayanto.
Tidak jauh berbeda, media asing lainnya Global Post dan Reuters juga melaporkan soal kegagalan PDIP untuk menang mudah sehingga bisa mencalonkan sendiri capres tanpa harus melakukan koalisi dengan partai lainnya.
Reuters melaporkan, bahwa kabar kegagalan PDIP meraih suara di atas 20 persen, meskipun masih memimpin, telah memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Selama ini, prospek pencapresan Jokowi telah meningkatkan nilai tukar dan juga bursa saham. Artikel Reuters tersebut berjudul "Indonesia election count suggests tougher ride for presidential hopeful Jokowi".
Abdul Kadir
Sumber : http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/10/102447/2550883/1562/media-asing-soroti-perolehan-suara-partai-jokowi-yang-tak-sesuai-prediksi?992204topnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar