Sabtu, 02 November 2013

TNI AU Gelar Latihan Operasi Angkasa Yudha 2013

Pekanbaru.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE

Sebanyak 400 personel Pasukan Khas Angkatan Udara (Paskhasau) diterjunkan dari tujuh pesawat C-130 Hercules, dalam latihan Operasi Angkasa Yudha 2013 di Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (31/10)


Sebanyak 21 pesawat tempur yang terdiri dari enam Su-27/30 Sukhoi Skuadron 11, empat F-16 Fighting Falcon Skuadron 3, empat Hawk 109/209 Skuadron 12, empat Hawk 109/209 Skuadron 1, serta tiga EMB-314 Super Tucano Skuadron 21, menjalani latihan operasi udara bersandi "Angkasa Yudha 2013", di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (31/10).
Dalam latihan operasi udara kali ini, sejumlah bom dan roket dijatuhkan di sekitar lepas pantai sebelah timur Kepulauan Natuna. Sebelum pengeboman dilakukan, sebuah pesawat intai Boeing 737-200 Skuadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar yang dikawal dua Sukhoi, melakukan pengintaian dan pemotretan udara di sekitar Natuna.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, menjelaskan bahwa target dalam latihan gabungan Angkasa Yudha ini semata-mata demi meningkatkan dan menyiapkan satuan operasi, baik pesawat, personel, maupun dukungan logistik lainnya.
"Dari situ kami bisa evaluasi seberapa kekuatan kita. Kalau saya nyatakan belum, ya, harus latihan lagi," kata Kasau.
Pulau Laut Natuna merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang terluar di daerah Kabupaten Natuna yang berdiri pada 15 Juni 2004. Bagian utara, barat dan timur laut Pulau Natuna berbatasan langsung dengan Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara, seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand.
Panglima Komando Operasi Udara I (Pangkogasudgab), Marsekal Muda M Syaugi, menjelaskan, latihan operasi sendiri dilakukan setiap tahun. Namun, pada tahun sebelumnya menurutnya hanya dilakukan latihan tertulis. Semua latihan bertujuan mempersiapkan mental dan profesionalisme prajurit dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Tahun ini ada latihan fisik. Apa yang kami teorikan di kelas tahun lalu, dipraktekkan hari ini. Biasanya memang latihan fisik dua tahun sekali," ucap Syaugi.
Menurutnya pula, dalam sesi latihan, TNI AU melibatkan prajurit terpilih dan terlatih. Semua melakukan fungsi, peran dan tanggung jawabnya masing-masing, untuk menyukseskan operasi serangan udara strategis ini.
Panglima Komando pun menegaskan, untuk menjaga pulau terluar Indonesia, pesawat-pesawat tempur akan ditempatkan secara berkala bergiliran di Kepulauan Natuna dan ditempatkan di Bandara Ranai.
"Jadi tidak ada yang fixed di sini (pesawat tempur). Sifatnya insidentil. Jadi kalau ada insiden, baru terjunkan pesawat tempur. Bisa semua, Hawk, Supertucano, F16, dan Sukhoi. Di sini Kami memiliki landasan sepanjang 2.500 meter," ungkapnya pula.
Dalam operasi Angkasa Yudha 2013 ini, pengintaian juga dilakukan oleh pesawat Cassa 212 Skuadron Udara 4 Lanud Abdurachman Saleh Malang, yang dikawal dua pesawat Hawk 109/209. Selain itu, dilakukan pengintaian bersenjata (ARM RECCE) oleh pesawat Hawk 109/209, F-16 Fighting Falcon, Su-27/30 Sukhoi, dan EMB-314 Super Tucano.
Seluruh pesawat tempur pun berhasil menghancurkan target yang berada di lepas pantai sebelah timur Pulau Natuna. Nampak beberapa pesawat tempur seperti Sukhoi juga mengeluarkan flare anti rudal untuk menghindari serangan musuh.
Untuk mengendalikan pertempuran dan pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU itu, sebelumnya pada H-2, diterjunkan 13 pasukan tim Pengendali Tempur (Dalpur) oleh CN-295 Skuadron 2, pada dini hari untuk menghindari pantauan musuh.
Usai pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU, sekitar 400 Pasukan Khas Angkatan Udara (Paskhasau) pun diterjunkan oleh tujuh pesawat C-130 Hercules. Prajurit yang diterjunkan itu melakukan penyerbuan ke daerah musuh, untuk membersihkan sisa-sisa musuh yang masih adan, serta untuk menguasai obyek vital.
Disebutkan lagi, latihan ini didukung juga oleh pesawat CN-235 dalam penerjunan Tim Bravo, satu C-130 KC (Tanker) untuk pengisian bahan bakar di udara (Air Refueling), serta Helikopter SAR maupun helikopter dukungan VIP.
Latihan ini digelar menerapkan prinsip unity of command. Prinsip itu tercermin sejak tahap Geladi Posko, hingga tahap Geladi Lapangan. Diterapkan dalam rangkaian Operasi Pertahanan Udara, Operasi Serangan Udara Strategis, Operasi Lawan Udara Ofensif, Operasi Dukungan Udara, hingga Operasi Informasi.
(Abdul Kadir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar