Seekor anjing Akita Jepang yang biasa dipanggil Hachiko, selama sembilan tahun menunggu dengan sabar tuannya Hidesaburo Ueno di sebuah stasiun kereta api di mana ia biasanya secara rutin menjemput majikannya itu pulang setelah bekerja. Hachiko dengan sabar rela menunggu majikannya itu, yang sebenarnya tanpa diketahuinya telah meninggal di tempat ia bekerja tahun 1925.
Sebuah artikel yang dipublikasikan oleh harian Yomiuri di Jepang, mewartakan tentang adanya museum yang berlokasi di Shibuya Tokyo, Jepang dan berhasil memajang foto yang sangat langka, yaitu momentum kematian Hachiko sang anjing setia.
“Dari foto diatas terlihat bagaimana orang-orang berdoa untuk kedamaian roh dan jiwa dari Hachiko, dari foto ini juga kita bisa melihat bagaimana Hachiko sangat dicintai pada masanya,” kata seorang museum kurator Shibuya Folk and Literary Shirane Memorial, Keita Matsui.
Keita mengungkapkan bahwa aktivitas Hachiko yang sehari-hari menunggu majikannya dengan setia di depan stasiun kereta api tiap sore itu juga ditulis oleh harian Asashi Shimbun pada era 1930-an.
Karena publikasi dari tulisan harian itu, akhirnya nama Hachiko terkenal ke seantero Jepang.
Tanggal 8 maret 1935, Hachiko dilaporkan menemui ajalnya di dekat stasiun Shibuya. Mayat Hachiko dibawa ke kamar di bagasi stasiun yang juga merupakan tempat favorit Hachiko saat dia dengan setia menunggu majikannya.
Salah satu staf stasiun Shibuya yang bernama Yoshizo Osawa, memberikan foto momentum kematian Hachiko itu kepada putrinya yang paling besar, Nobue Yamaguchi.
Nobue Yamaguchi yang sudah berusia 78 tahun dan menjadi saksi hidup kisah Hachiko ini juga berujar kalau Hachiko memang kerap datang ke stasiun tiap hari untuk menunggu sang majikan, dan mereka para penghuni stasiun juga kerap memberikan makan kepadanya.
Semoga kini kisah kesetiaan Hachiko ini bisa kita ambil hikmahnya bahwa kesetiaan adalah inti dari kasih sayang.
(Heroe Soelistyanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar