Gunung Merapi meletus Senin pagi ini (18/11/2013). Letusan ini memunculkan asap tebal dan abu vulkanik setinggi 2.000 meter. Beberapa daerah terkena dampak letusan ini berupa hujan abu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, angin tengah berhembus ke timur dan tenggara. Artinya, abu dan pasir itu akan turun cukup tebal di sekitar Boyolali. "Hujan abu hingga Kartosuro dan barat Kota Solo," jelas Sutopo dalam keterangan pers.
Sutopo Purwo mengatakan, Merapi menggeliat sekitar pukul 04.50-06.00 WIB. Hembusan asap itu, kata dia, disertai suara gemuruh. Meski erupsi, Merapi berstatus normal aktif (level I).
Sutopo mengungkapkan, letusan Merapi itu dipicu oleh gempa tektonik lokal di bawah tubuh Gunung Merapi. "Sebelumnya tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Tipe letusannya adalah letusan freatik," jelas Sutopo.
Sutopo mengungkapkan, letusan Merapi itu dipicu oleh gempa tektonik lokal di bawah tubuh Gunung Merapi. "Sebelumnya tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Tipe letusannya adalah letusan freatik," jelas Sutopo.
Letusan freatik adalah letusan yang berasal dari dalam lapisan litosfer akibat meningkatnya tekanan uap air. Mekanisme letusan freatik terjadi apabila air hujan jatuh ke permukaan tanah dan bersentuhan dengan magma atau tubuh batuan panas lainnya. Air yang terpanaskan akan terbentuk akumulasi uap bertekanan tinggi. "Tekanan yang terus bertambah akan menghancurkan lapisan penutupnya," kata Sutopo.
Letusan hari ini, menurut dia, mirip dengan letusan pada 22 Juli 2013 lalu di mana Merapi tiba-tiba meletus di pagi hari.
"Tapi, hari ini lebih besar dibandingkan letusan bulan Juli itu," kata dia.
Merapi pernah meletus hebat beberapa kali pada 2010 hingga banyak menimbulkan banyak korban jiwa, ternak, serta kerugian harta benda. Dan kita masih ingat kala itu, juru kunci Merapi, Mbah Maridjan ikut dalam korban tewas.
(Heroe Soelistyanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar