Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE
Pimpinan Umum dan Redaksi
Lembaga Survei Nasional, Indo Barometer mengeluarkan hasil survei terbaru atas gelaran pemilihan presiden (pilpres) pada 9 Juli mendatang. Hasilnya elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terus mengalami kenaikan.
Dalam survei terbaru yang dilakukan pada periode 16-22 juni 2014, perolehan suara Prabowo-Hatta mengalami kenaikan menjadi 42,6 persen, dan pasangan Joko-JK turun menjadi 46 persen. Lalu apa saja yang mengerek perolehan pasangan nomor urut Satu ini.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, di Jakarta, Minggu (29/06/2014), memaparkan alasannya. Dan alasannya adalah sebagai berikut:
1. Mesin Politik Koalisi Merah Putih Mulai Bangkit.
Jika dibandingkan dengan survei Mei lalu, terjadi peningkatan soliditas pemilih parpol koalisi tersebut. Dia mencontohkan pemilih dari PKS misalnya, pada survei sebelumnya hanya terhitung 52,8 persen yang mendukung Prabowo Hatta, sekarang menjadi 80,6 persen. Hal tersebut juga terjadi di partai koalisi lainnya, seperti Golkar yang tadinya 43,2 persen menjadi 55,9 persen dan PAN yang semula 55,6 persen menjadi 72 persen.
2. Pemilih yang beragama Islam mulai menentukan pilihannya ke Prabowo-Hatta.
Hal tersebut terlihat dari hasil survei sebelumnya, masyarakat beragama islam yang memilih Joko-JK lebih unggul yaitu, 49,9 persen dibandingkan perolehan Prabowo-Hatta sebesar 37,4 persen. Pada survei kali ini dukungan pemilih Islam pada Prabowo Hatta meningkat menjadi 44,1 persen, sementara 44,6 persen untuk pasangan Joko-JK.
"Ormas Islam, Prabowo-Hatta unggul di Muhamadiyah dan Joko-JK unggul di NU. Namun untuk yang tidak berafiliasi dengan ormas Islam manapun, Prabowo-Hatta unggul," tambahnya.
3. Efek SBY dan Demokrat mulai terasa.
Artinya pemilih yang berasal dari partai itu lebih banyak memilih Prabowo Hatta, meski partai itu menyatakan sikap netralnya. Ia menyebutkan, Ada 46,5 persen pemilih yang puas terhadap kinerja SBY dan menentukan pilihannya ke Prabowo-Hatta. Sementara 42,6 persen memilih, Joko-JK, sisanya lebih untuk tidak memilih, merahasiakannya atau belum memutuskan.
4. Promo mulut ke mulut yang dilakukan Prabowo Hatta lebih kuat.
Tercermin dari tingkat keseringan pemilih membicarakan kandidat presiden dibagi beberapa kategori yaitu, sangat sering 2,5 persen, cukup sering 21 persen dan jarang 48,5 persen.
Dari distribusi tersebut pemilih yang sangat sering dan cukup sering lebih banyak membicarakan Prabowo-Hatta ketimbang Joko-JK.
5. Prabowo-Hatta lebih unggul dalam debat capres-cawapres.
Sebanyak 52,8 persen pemilih yang disurvei menyatakan menonton atau mendengarkan acara debat capres-cawapres. 49,7 persen menyatakan Prabowo-Hatta lebih baik dalam menyampaikan visi, misi dan program kejanya, 52,8 persen mengatakan lebih baik cara bicaranya dan dan 51,1 persen mengatakan cara berpakaiannya lebih menarik. Walaupun demikian 50 persen mengatakan pasangan Joko-JK dinyatakan lebih kompak dalam menjawab pertanyaan.
6. Mayoritas pemilih Prabowo-Hatta menentukan pilihan pada masa kampanye dan hari tenang.
Dia memaparkan 36,9 persen pemilih memutuskan calon presiden sebelum masa kampanye dan pada saat kampanye 29.3 persen.
Pemilih yang menyatakan memilih capres sebelum kampanye, sebelum berangkat ke TPS dan ketika di kotak suara lebih memilih pasangan, Joko-JK.
Sedangkan pemilih yang memutuskan capres pada masa kampanye dan minggu tenang banyak memilih Prabowo-Hatta.
Sebagai informasi survei dilakukan pada 16-22 Juni 2014 di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah responden yang disurvei sebanyak 1200 orang dengan margin of error 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untukmenghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa di Indonesia.
Heroe Soelistyanto
