Rabu, 23 Juli 2014

Membangun Solo 'Spirit of Java' Hingga 'Spirit' Baju Kotak-Kotak

Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE



Memetik hasil gemilang pada pengalaman pertama di dunia politik dalam Pilkada Solo 2005 membuat Joko Widodo merasa memiliki tanggung jawab besar. Sebuah tanggung jawab yang beriringan dengan sikap kritis dan idealisme sejak menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, di awal '80-an.

Pertanyaan yang terbersit kala itu di benak orang yang populer dengan nama Jokowi itu adalah apa yang akan dilakukan dengan Kota Solo.

Sebuah kota yang menurut dia penuh dengan warisan budaya, di mana tak semua daerah memilikinya. Potensi wisata sangat tinggi di Kota ini, namun sudah bertahun-tahun pembangunan kota malah jalan di tempat bahkan mundur. Mal-mal justru dibangun mengesampingkan pasar tradisional.

"Kami menemukan motto 'The Spirit of Java' melalui perjalanan menerobos ide. Karakter kecantikan Jawa. Keagungan sejarah Jawa. Budaya kearifan khas Jawa. Itu yang menjadi landasan kami untuk menciptakan program-program yang kan dihidupkan Pemkot," kata Jokowi seperti dikutip detikcom dari buku official memoar book 'Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta' karya Alberthiene Endah, Selasa (22/7/2014).

Dengan motto tersebut rupanya masyarakat Solo menyambut positif spirit yang didengungkan. Dengan cepat pembangunan dilakukan nyaris tak terhambat soal investasi. Menurut Jokowi sudah seharusnya pemimpin daerah tak alergi dengan investasi, karena dengan itu sebuah kota dapat dibangun.

"Mal dan supermarket kami batasi agar tidak mengganggu ruang ekonomi rakyat dan atmosfer budaya. Ada puluhan pengajuan untuk mendirikan mal dan berbagai pembangunan modern, tapi saya hanya meluluskan beberapa saja," sebut Jokowi.

Pembangunan yang paling prioritas dilakukan adalah pendidikan, kesehatan, dan fasilitas publik. Kemudian pembangunan pasar tradisional juga dibangun menggantikan pembangunan mal.


Pembangunan fasilitas umum kemudian ditandai dengan memoerhatikan ruang publik untuk pejalan kaki. Jokowi membayangkan saat itu Solo disulap menjadi bersih, indah, dan tertata. Oleh karena itu pembangunan city walk pun dilakukan yang diresmikan pada 2007.

"Terbukti city walk di Solo telah meningkatkan animo penduduk untuk menempyh keperluan perjalanan dengan menggerakkan kaki mereka. Move the people, not the car," imbuh Jokowi.

Tak hanya itu, untuk meningkatkan pariwisata pun sebuah kereta api kuno dibangkitkan dari 'kematian'. Kereta Kluthuk Jaladara yang berusia ratusan tahun dan biasa diparkir di museum dapat kembali beroperasi untuk wisata akhir pekan. Rel dari kereta api itu pun dimanfaatkan untuk railbus.

Ada pula Solo Batik Trans yang mirip TransJakarta namun di tubuhnya penuh guratan batik. Untuk mengintegrasikan itu, maka Pemkot Surakarta menerbitkan Smart Card yang membuat pelanggan menjadi mudah naik apa pun dengan satu kartu untuk membayarnya.

Setelah sarana mobilitas masyarakat terbangun dengan baik, maka ide soal menggeliatkan kembali produksi produk kebudayaan dilakukan. Di Solo terdapat perkampungan batik yang waktu itu seolah tak diperhatikan.

Dengan keotentikan batik Solo, kota yang dia pimpin waktu itu bisa mendunia. Sebuah lompatan tinggi ketika yang lain hanya beraksi lokal, tetapi Jokowi berani ambil langkah untuk mengglobalkan lokal.

Pembangunan cepat dan mendunia ini kemudian menghantarkan Jokowi dan Rudy kembali memimpin Solo untuk kali kedua di tahun 2010 yang meraup suara sangat mutlak. Rupanya setelah itu, Ibukota juga melirik 'wong deso' ini untuk menjadi pemimpin.


"Ya, majunya saya ke Pilkada Jakarta memang sebuah tugas yang dititahkan PDI Perjuangan. Namun, dari dalam diri saya juga lahir suatu panggilan. Di arena yang lebih luas ini, karya kepemimpinan saya bisa menggapai lebih banyak orang," ungkap Jokowi yang akhirnya menang menjadi Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki T Purnama.

Sejak muda Jokowi adalah orang yang selalu memikirkan soal branding. Ketika dahulu saat dua kali Pilkada Solo dia memakai 'Jaket Jokowi' dan baju 'Godong Kates (daun pepaya) Jokowi', maka harus ada yang baru untuk Jakarta Baru.

PDI Perjuangan sebagai partai pengusung di Pilgub kemudian menawarkan dua contoh baju kampanye. Baju pertama penuh dengan nuansa merah polos, sedang baju kedua adalah gabungan warna merah dan putih.

"Saya sedikit kurang sreg. Pasti ada pilihan yang lebih menggigit lagi. Ketemulah saya ide itu. Sampai di Tebet saya segera menugaskan Hanggo (ajudan Jokowi). 'Kamu carilah kemeja kotak-kotak. Pilih yang mengandung unsur warna merah karena saya dari PDI Perjuangan. Warna lainnya usahakan yang cerah. Kemeja itu harus bergaya muda, dinamis, dan trendi'," ungkap Jokowi mengisahkan asal-usul baju kotak-kotak.

Pilihan kemeja kotak-kotak dijatuhkan karena Jokowi melihat adanya tren pemuda saat itu. Kemeja kotak-kotak yang menjadi legenda itu ditemukan oleh Hanggo di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Baju kotak-kotak itu membawa kemenangan Jokowi ketika melangkah ke Ibukota. Tak serta-merta jumawa, Jokowi bersama Basuki T Purnama (Ahok) bekerja keras membangun sebuah Ibukota yang sudah ketinggalan jauh dengan Ibukota negara-negara maju.

Di awal-awal pemerintahan dia difokuskan membangun sistem. Dengan harapan siapa pun nanti yang meneruskan hanya tinggal mengintegrasi kepada sistem yang sudah dibangun.

"Contohnya ya yang kecil-kecil kayak ngurus KTP terus ada pungutan. Kalau bisa dipercepat ya kenapa tidak. Ngurus izin berbulan-bulan ya kalau bisa dipercepat ya akan mengurangi," kata Jokowi saat akan berangkat ke KPK dari Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2012).

Beranjak dari situ, pembangunan gencar segera dibangun di Ibukota. Kampung deret dan MRT menjadi bukti keseriusan Jokowi mengejar ketertinggalan pembangunan Ibukota.

Hingga di tahun politik kali ini, Jokowi lagi-lagi dilirik untuk menjadi pemimpin. Ditemani baju kotak-kotak lagi, Jokowi kini melangkah sebagai Presiden RI terpilih.


Abdul Kadir
Sumber : http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/23/121325/2645748/1562/membangun-solo-spirit-of-java-hingga-spirit-baju-kotak-kotak?991101mainnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar