Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono dijadwalkan akan berziarah ke makam salah seorang dari Wali Songo, yakni Sunan Drajat, di Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (12/3/2014).
Kunjungan ke makam salah seorang penyebar agama Islam pertama di tanah Jawa itu merupakan rangkaian kunjungan kerja Presiden SBY di Jawa Timur. SBY mulai kunjungan kerja di Jawa Timur itu, dari Selasa (11/3/2014)-Kamis (13/3/2014).
Dijadwalkan SBY akan melakukan ziarah ke makam Sunan yang terkenal akan kedermawannya ini, pada Rabu (12/3/2014), malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Di Surabaya, Presiden SBY dan rombongan menyaksikan demonstrasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang baru dimiliki TNI. Selain itu, Presiden SBY juga akan menyaksikan penyerahan secara simbolis miniatur pesawat CN 235-220 N-61 MPA oleh PT Dirgantara Indonesia kepada Kepala Badan Sarana Pertahanan, Kementerian Pertahanan.
Sebagai informasi diketahui Sunan Drajat punya banyak nama, diantaranya adalah Raden Qasim atau Kasim, Masaikh Munat, Pangeran Kadrajat, Pangeran Syarifudin, Syekh Masakeh, Maulana Hasyim, Raden Imam, Sunan Muryapada, dan Sunan Mahmud.
Sunan Drajat sendiri merupakan putra dari Sunan Ampel dari pernikahannya dengan Nyi Ageng Manila alias Dewi Condrowati. Raden Qosim merupakan satu dari empat bersaudara. Saudara-saudaranya antara lain adalah Sunan Bonang, Siti Muntisiyah (istri Sunan Giri), Nyi Ageng Maloka (istri Raden Patah), dan seorang putri yang merupakan istri Sunan Kalijaga.
Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Beliau menurunkannya kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik itu melalui perkataan ataupun perbuatan.
''Bapang den simpangi, ana catur mungkur,'' demikian petuah beliau. Yang kurang lebih maksudnya adalah, "jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu".
Sunan Drajat memperkenalkan Islam dengan konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara bijak, tanpa paksaan.
Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan Drajat menempuh 5 metode. Pertama, melalui pengajian secara langsung di masjid ataupun langgar. Kedua, dengan menyelenggarakan pendidikan di pesantren.
Ketiga, memberi fatwa dan petuahnya dalam menyelesaikan masalah. keempat, dengan kesenian tradisional. Sunan Drajat seringkali berdakwah melalui tembang pangkur dengan iringan gending. Kelima, beliau juga menyampaikan ajaran Islam melalui ritual adat tradisional, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Ketiga, memberi fatwa dan petuahnya dalam menyelesaikan masalah. keempat, dengan kesenian tradisional. Sunan Drajat seringkali berdakwah melalui tembang pangkur dengan iringan gending. Kelima, beliau juga menyampaikan ajaran Islam melalui ritual adat tradisional, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Abdul Kadir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar