Tim dari Polresta Medan, DVI Polda Sumut, dan Dinas Bina Marga terus melakukan melakukan penggalian makam yang terdapat di rumah Syamsul Anwar dan Randika, tersangka kasus penganiayaan serta pembunuhan PRT di kediamannya, Jalan Beo simpang Jalan Angsa, Kecamatan Medan Timur.
Di hari keempat penggalian, Kamis (11/12/2014), tim kembali menemukan beberapa potongan tulang. Bahkan, jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan yang ditemukan tiga hari sebelumnya.
Tulang-tulang tersebut ditemukan saat melakukan penggalian di samping tempat menjemur pakaian rumah tersangka. Selanjutnya, Tim DVI Polda Sumut langsung melakukan penelitian terhadap temuan itu.
"Tadi kita kembali menemukan tulang-belulang saat menggali lantai rumah tersangka, tepatnya di bagian samping, tempat keluarga tersangka biasa menjemur pakaian. Tim DVI saat ini sedang melakukan penelitian, apakah itu tulang manusia atau tulang binatang," ujar Kapolda Sumut, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo, saat mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP).
Dikatakannya, tim juga akan melakukan tes DNA terhadap tulang yang ditemukan tersebut.
"Akan kita lakukan tes DNA, apakah ini merupakan tulang PRT yang tewas atau tidak. Akan kita cocokkan dengan pihak keluarga PRT yang menjadi korban," ujarnya.
Diungkapkannya, tim akan melakukan pengusutan terhadap kasus ini hingga tuntas.
"Kita akan melakukan pemeriksaan terhadap siapa saja yang berada di rumah tersangka hingga tuntas," ujarnya.
Seperti diberitakan, polisi mulai membongkar bagian lantai rumah Syamsul Anwar pada Senin 8 Desember sore. Tindakan itu dilakukan untuk memastikan informasi mengenai adanya korban tewas lain yang dikuburkan di sana.
Pembongkaran lantai rumah Syamsul dilakukan setelah mendapat informasi dari seorang saksi yang mengaku pernah mendengar adanya penguburan warga di lantai rumah.
Informasi itu muncul setelah polisi mengungkap penganiayaan terhadap PRT menyusul penggerebekan rumah penyalur tenaga kerja CV Maju Jaya di Jalan Beo simpang Jalan Angsa, kawasan Madong Lubis, Kamis 27 November sore.
Dari rumah milik Syamsul Anwar itu diselamatkan tiga PRT perempuan, yaitu Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Anis Rahayu (25) asal Malang, dan Rukmiani (43) asal Demak.
Kondisi ketiga perempuan itu memprihatinkan. Mereka mengaku kerap dianiaya. Sejumlah korban mengaku tidak digaji selama bertahun-tahun bekerja di sejumlah lokasi.
Abdul Kadir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar