Kepala Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris M. Sungkono mengatakan Amirulloh Adityas Putra, 18 tahun, taruna tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STP), Jakarta Utara, meninggal setelah dianiaya empat seniornya di dalam asrama.
Pelaku menganiaya korban dengan memukul perut, dada, dan ulu hati menggunakan tangan kosong," ucap Sungkono di Polres Jakarta Utara, Rabu, 11 Januari 2017. Sungkono menjelaskan, Amirulloh diketahui meninggal pada Selasa malam lalu sekitar pukul 22.30 WIB di dalam asrama.
Menurut Sungkono, korban dipukuli empat terduga pelaku, yakni Sisko Mataheru, 19 tahun, Willy Hasiholan (20), Iswanto (21), dan Akbar Ramadhan (19). “Mereka memukuli korban berulang kali hingga Amirulloh tak sadarkan diri,†ujar Sungkono.
Kasus ini berawal saat Sisko berencana merisak Amirulloh seusai latihan drum band. Sekitar pukul 22.00, empat terduga pelaku memanggil enam siswa tingkat pertama, termasuk korban. Mereka diminta berkumpul di lantai 2 kamar M-205 gedung Dormitory ring 4.
Mereka kemudian memukuli siswa itu satu per satu. Empat pelaku memukul enam siswa itu secara bergantian di bagian perut, dada, dan ulu hati. Kemudian korban Amirulloh dipukuli beberapa kali. “Pada pukulan terakhir yang dilakukan pelaku Willy, tiba-tiba korban ambruk ke dada pelaku,†tutur Sungkono.
Para pelaku kemudian mengangkat korban ke atas ranjang. Saat itu, korban sudah tak sadarkan diri. Para pelaku panik dan melaporkan kejadian itu kepada seniornya. “Dokter yang memeriksa kondisi korban menyatakan dia sudah meninggal,†kata Sungkono.
Kejadian ini kemudian dilaporkan ke polisi. Sampai saat ini, polisi masih memeriksa pelaku dan sejumlah saksi. Menurut Sungkono, ini bukan pertama kalinya penganiayaan terjadi di sekolah tersebut. “Pada 2012 dan 2013, kejadian yang sama menewaskan siswa di sekolah itu,†ujar Sungkono.
Abdul Kadir
Sumber : https://m.tempo.co/read/news/2017/01/11/064834751/dianiaya-senior-taruna-sekolah-pelayaran-meninggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar