Masuk SLTA Maksimal Rp 1 Juta
Kadisdik: Ada BOS, SD dan SMP Gratis
Aziz Chan, Padek—Setiap memasuki tahun ajaran baru, para orangtua mulai kasak-kusuk memikirkan biaya masuk ke SLTP dan SLTA. Terhadap hal itu, Dinas Pendidikan Padang menjamin tidak ada anak yang putus sekolah karena tidak sanggup membayar biaya masuk.
Untuk biaya sekolah seperti biaya masuk dan uang bulanan khusus tingkat SLTA, masih mengacu Peraturan Wali Kota (Perwako) No 17/2012 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Sekolah Negeri. Batas maksimal biaya masuk sekolah itu untuk pengembangan pendidikan siswa baru sebesar Rp 1 juta. Sedangkan iuran sekolah bulanan berkisar Rp 50.000 – 150.000 per bulan setiap siswa.
“Biaya sekolah di tingkat SLTA ini dibolehkan karena tidak mendapatkan bantuan operasional sekolah (BOS). Sedangkan SD dan SMP, tidak boleh ada pungutan karena semuanya telah diakomodasi dana BOS,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Padang, Indang Dewata, kepada Padang Ekspres, kemarin.
Bagi siswa tidak mampu, Indang mengingatkan pihak sekolah tidak memaksakan siswa tersebut membayar sebanyak itu. “Jika tidak mampu, jangan sampai ditolak dari sekolah,” tutur Indang.
Indang mengatakan, penetapan biaya ini harus melalui persetujuan komite dan orangtua. Kepala sekolah harus mampu memaparkan program sekolah ke depannya. “Jika orangtua tidak sanggup untuk pengembangan fisik sekolah, jangan dipaksakan. Yang diutamakan adalah peningkatan mutu,” ulasnya.
Ketua Komisi IV DPRD Padang, Azwar Siry menegaskan, prinsip pendidikan adalah jangan sampai ada anak putus sekolah karena ketiadaan biaya. Banyak cara untuk mendapatkan biaya pendidikan, khususnya di Padang. Salah satunya, metode subsidi silang.
“Kita akan ikut mengawasi, selain batasan biaya, bagi sekolah yang menolak siswa karena tidak mampu bayar, akan diberi peringatan,” tutur politisi Partai Demokrat ini.
Tunggu Juknis PSB Online
Sementara itu, mendekati jadwal pendaftaran, sekolah belum menetapkan besar biaya untuk siswa baru. Di sisi lain, sekolah belum mengetahui bentuk konkret penerimaan siswa baru (PSB) secara online. Hingga kemarin (4/6), sekolah masih menunggu petunjuk teknis (juknis) PSB online.
“Sejauh ini, kita dari pihak sekolah masih menunggu juknis yang dikeluarkan Dinas Pendidikan. Kabarnya sekarang memakai sistem rayon dan mengutamakan sekolah asal yang lebih dekat dengan sekolah tujuan. Tapi, kita belum tahu bentuk konkretnya seperti apa,” kata kepala SMA Negeri 6, Barlius.
Tahun ajaran lalu, kata Barlius, sekolah yang dipimpinnya menyiapkan kuota 5 hingga 10 persen untuk pendaftar yang di luar rayon maupun luar Padang. Dengan catatan, nilai pendaftar luar rayon harus lebih tinggi dari pada nilai siswa yang dari rayonnya sendiri. Minimal 1 digit.
“Untuk biaya masuk, kami belum ada ketetapan biaya. Mengacu tahun lalu, uang bulanan Rp 150 ribu/bulan untuk. Tahun ajaran sekarang, kita belum menetapkan berapa besarnya.
Semua tergantung pemerintah dan kita hanya menunggu. Kita tidak akan melakukan pemungutan di luar ketetapan. Begitu juga dengan pembelian baju di koperasi sekolah, kalau dilarang, kita akan lakukan,” tutur Barlius.
Senada dengan itu, Kepala SMAN 1 Padang Suardi Dahlan mengatakan, belum ada ketetapan pembayaran di sekolah binaan (eks RSBI) tersebut. “Ketetapan melalui rapat komite yang diadakan setelah pendaftaran,” ujar Suardi Dahlan.
Jumlah siswa yang akan diterima 280 siswa. Satu lokal berkapasitas 32 orang, kecuali lokal akselarasi yang kapasitasnya hanya 24 siswa. “Kemarin ada penundaan pengumuman nilai, kabarnya, ada sedikit kendala di website dinas. Kemungkinan besok (hari ini, red) sudah bisa diakses. Jadi kita masih menunggu itu,” terang Suardi Dahlan.
SMAN 1 Padang juga menyediakan 3 persen kuota untuk siswa luar kota. “Anak-anak dari luar kota yang ingin mendaftar, dapat mengirimkan nilai ke sini,” ucap Suardi.(cr1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar