PEMRED TABLOID INTERPOL OTAKI AKSI PEMERASAN

BOGOR, MP - Hasil pengembangan terkait dua
oknum wartawan gadungan, Singgih alias johan dan Gatot Yusmanto yang mengaku
wartawan dari koran Metro mencoba memeras seorang pengusaha yang juga menjabat
sebagai dewan redaksi tabloid Interpol, Willy Suhendi, SH.Terkait pemberitaan prostitusi di puncak yang
di bekingi oleh korban di koran Metro, yang ternyata koran tersebut bodong
tidak berlegalitas. Didalamnya berisi tuduhan keji dengan memfitnah Willy
Suhendi, SH mempunyai usaha prostitusi di gang semen kawasan puncak. Dengan pemberitaan tersebut kedua pelakumenakut
nakuti korbannya dengan cara melayangkan suratkonfirmasi, dengan kop surat
Persatuan Wartawan Independent Indonesia (PWII),Untuk lebih menguatkan perbuatan jahatnya,
kedua pelaku mencatut 11 nama wartawan, yakni Gatot Yus (Kompas Jakarta), Dino
Raharja (Tabloid Tipikor), Chiko Sanggar (Koran Raya Bogor), Hermawan (Koran
Pos Kota), Yusri Abdul Gani (Koran Radar), Rendi Sunarya (Koran Sindo
Indonesia), Johan (Majalah Metro), Yus Juhairi (Berita Kota), Totok Usep (Koran
Tempo), Dadang Hermawan Ginting (Koran Indonesian News), dan Endang Syarifudin
(Koran Pelita Bangsa).Pelaku mengancam melalui telepon, akan terus
menerus mengekspos korban dengan tuduhan tersebut bila tidak memberikan uang
sebesar Rp. 40 Juta per media dengan dalih pembayaran iklan, bila dikalikan 11
media, maka korban harus memberikan Rp 440 Juta. Korban pun merasa di fitnah
dan dicemarkan nama baiknya, sehingga melaporkan kejadian ini ke pihak yang
berwajib, dengan pintarnya korban berpura - pura mau memberikan uang tersebut,
sehingga pelaku pun mau di ajak untuk bertemu di tempat yang ditentukan oleh
pelaku di kawasan pembelanjaan carefour TMII Jakarta. Kedua pelaku berhasil di ringkus pada tanggal
15 Nopember 2012 dengan barang bukti uang sebesar Rp 5 Juta, 2 KTA koran Metro,
dan di gelandang ke Mapolsek Megamendung Bogor. Setelah dilakukan pengembangan
lebih dalam, Kedua Pelaku ini ternyata bukanlah otak pelaku pemerasan tersebut.
ketika di desak oleh pihak polisi, siapa dalang dari perbuatan tersebut, kedua
pelaku bungkam karena takut di ancam akan di santet (di bunuh) semua
keluarganya, tapi akhirnya salah satu pelaku mau membeberkan siapa otak di
balik kejahatan ini.Menurut Kapolsek Mega Mendung Akp. Agus
Supriyanto, SH saat di konfirmasi via telepon, mengatakan bahwa pada hari rabu
jam dua pagi, otak pelaku pemerasan berhasil kita ciduk di kontrakan jl.
Kandang Roda Cibinong, dan pada saat penggerebekan Indra alias Albert Wirawan
yang merupakan Pemred dari tabloid Interpol tidak melakukan perlawanan.Oknum pelaku tersebut dijerat pasal berlapis,
yaitu pasal 378 KUHP dan 369 KUHP, barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain, secara melawan hukum dengan ancaman
pencemaran, baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka
rahasia memaksa seseorang supaya memberikan barang sesuatu yang sebelumnya atau
sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain atau supaya memberikan utang atau
menghapus piutang di ancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.Sementara itu Willy Suhendi, S.H. yang biasa disapa dengan sebutan Bang Willy
selaku pihak korban, menurut Abang Willy dirinya sama sekali tidak terima
dituduh sebagai pengusaha rumah Bordir dan itu jelas sangat merendahkan harga
dirinya karena semua itu fitnah dan mencemarkan nama baik dirinya beserta
keluarga.Yang menarik dari kasus ini Albert Wirawan
yang juga pemimpin Redaksi Tabloid Berita Interpool bukanlah sosok yang asing
bagi bang Willy, bahkan Willy sudah menganggap AW itu seperti adiknya sendiri
untuk seluruh kebutuhan biaya penerbitan Tabloid Interpol semuanya itu di biayai olehnya, belum lama ini AW
meminta sejumlah uang sebesar Rp. 50 juta untuk alasan menyewa kantor dan langsung
dibantu oleh Abang Willy, dalam setiap bulan tidak kurang 3 kali AW kepada datang
kepada dirinya untuk meminta uang.Jika dihitung-hitung saya sudah memberikan uang
kepada AW sebesar 750 jta, karena saya selaku Dewan Redaksi di Tabliod
Interpool, bahkan dirinya tidak habis pikir dan tidak menyangka
sama sekali kalo AW merupaka otak dari pelaku pemerasan karena selama ini dia
banyak membantu seluruh kebutuhan AW, padahal selama tabloid berita Interpool
itu berjalan dirinya sama sekali tidak ada mendaptkan suatu keuntungan
sepeserpun juga Willy merasa dirinya ditikam dari belakang oleh orang yang
dianggap adiknya sendiri. Willy mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar – besarnya kepada aparat Kepolisian Sektor Megamendung dan Polres Bogor
yang sudah bekerja keras untuk menangkap pelaku pemerasan terhadap dirinya dan
meminta agar masalah ini di proses sesuai hukum yang berlaku.Selanjunnya terhitung sejak tertangkapnya AW
maka Willy yang juga merupakan Dewan Redaksi dari Tabloid Berita Interpool
menyatakan keluar sebagai Dewan Redaksi dan wartawan dari Tabloid tersebut ikut
juga mengundurkan diri dengan ditandai dengan penggungtingan baju dan kartu
Kartu Pers.Forwab (Forum wartawan bogor)mengutuk keras
tindakan oknum wartawan yang kerjanya hanyamemeras, dan hal ini jelas sangat
merusak citra dan nama baik wartawan, wartawan harus menjunjung tinggi etika
jurnalis yang tertuang dalam undang - undang RI no. 40 tahun 1999 tentang pers.
Ketua Forwab (Komar Ali) menghimbau kepada rekan - rekan untuk tetap menjaga
kredibilitas profesia wartawan. (BIRO BOGOR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar