Rabu, 27 Desember 2017

'Pak Gubernur Mau Bentuk Tim Sukses Itu Wewenang Gubernur, Mau Seratus, Seribu, Silakan'

Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE

'Pak Gubernur Mau Bentuk Tim Sukses Itu Wewenang Gubernur, Mau Seratus, Seribu, Silakan' 
 

Menteri Dalam Negeri RI Tjahjo Kumolo menyinggung keputusan Gubernur DKI Anies Baswedan yang tetap mempertahankan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD DKI Jakarta 2017-2022, ia mengatakan hal tersebut boleh saja dilakukan, namun tentunya tidak boleh bertentangan dengan regulasi.

Menurutnya, pembentukan tim khusus untuk membantu, merupakan wewenang tiap kepala daerah.

"Sebenarnya selama tidak bertentangan dengan regulasi yang ada, itu adalah wewenang sepenuhnya kepala daerah," ujar Tjahjo, di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/12/2017).

Ia pun kemudian menegaskan, jika Anies memang menginginkan adanya tim sukses yang bisa membantu percepatan pembangunan, hal tersebut tidak dilarang.

Tjahjo kembali menekankan bahwa Anies boleh merekrut seratus bahkan seribu anggota tim. "Pak Gubernur mau membentuk tim sukses itu kewenangan Gubernur, mau jumlahnya seratus, seribu, silakan," tegas Tjahjo. Lebih lanjut ia menyebut seorang Menteri bahkan Presiden sekalipun, memiliki staf khusus.
Termasuk tingkat Wali Kota dan Bupati juga memiliki staf yang memiliki fungsi serupa.
"Menteri juga ada staf khusus, presiden juga ada staf khusus, Gubernur juga punya, Wali Kota, Bupati juga punya," jelas Tjahjo.

Ia menambahkan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pun bisa dirombak oleh Gubernur hingga Bupati, jika memang mereka menginginkan adanya perubahan.
"Gubernur, Wali Kota dan Bupati terpilih pasti bisa merombak seluruh SKPD yang ada," kata Tjahjo.

Pembukaan Musrenbang tersebut turut dihadiri oleh Gubernur DKI Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur, dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani.

Abdul Kadir
Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/27/pak-gubernur-mau-bentuk-tim-sukses-itu-wewenang-gubernur-mau-seratus-seribu-silakan 

Kamis, 21 Desember 2017

Perahu Tenggelam di Bendungan Cirata, Enam Korban Meninggal

Purwakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


Enam orang dipastikan meninggal dalam perahu tenggelam di Bendungan Cirata, Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta, Kamis (21/12/2017) sore.
Korban meninggal bernama Erus (40), Iat (40), Siti Aisah (13) serta satu suami istri dan anak bernama Cicah (40), Dadang (50) dan Dudun (13).

"Enam orang hilang, diperkirakan meninggal dunia karena hingga malam hari jenazah belum ditemukan," ujar Kapolres Purwakarta AKBP Dedy Tabrani di dermaga Desa Tegaldatar.

Tim Basarnas, Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB), Satpolairud Polres Purwakarta diterjunkan untuk melakukan pencarian hingga pukul 18.00 WIB.
 

Namun, kondisi malam, pencarian dihentikan sementara.
"Kondisi gelap, pencarian dihentikan sementara. Enam korban diduga meninggal tenggelam di kedalaman 55 meter. Jarak waktu kejadian hingga maghrib kemarin jenazah belum ditemukan, jadi kemungkinan besar meninggal," ujar Harsono, Kepala Seksi Operasi Basarnas Jabar di tempat yang sama.

Dalam kejadian tersebut, 14 orang menggunakan perahu boat menuju Pulau Pasir Tangkil berjarak sekitar 3 km dari dermaga di Desa Tegal Datar Kecamatan Maniis menuju pulau seluas tiga hektare yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Lokasi kejadian hingga dermaga di Desa Tegal Datar berjarak sekitar 2 km.
Kedatangan mereka ke pulau tersebut untuk memanen cabai yang telah mereka tanam sejak tiga bulan lalu.

Intensitas hujan yang tinggi sepekan terakhir membuat air bendungan meninggi dan berpotensi merendam lahan kebun di pulau tak berpenghuni tersebut.

"Tapi karena air danau sedang pasang, khawatir hasil kebun terendam, mereka pergi kesana untuk memanen hasil kebun. Sepulang dari sana, di tengah danau, perahu mereka tenggelam," ujar Kapolres Purwakarta AKBP Dedy Tabrani di posko pencarian di Desa Tegaldatar Kecamatan Maniis.

Keterangannya senada dikatakan Edin (45), suami korban selamat bernama Elis yang dirawat di RS Bayu Asih.

"Istri saya sama kerabat saya memang sengaja kesana untuk panen, kalau enggak dipanen pulaunya keburu terendam," ujar Edin.

Setelah memanen cabai, 14 orang ini menggunakan satu perahu menuju pulang.
Tidak hanya orang, mereka juga membawa hasil kebun tersebut di dalam perahu mereka.
Pantauan Tribun dalam dokumentasi video petugas DPKPB, tampak 10 karung hasil panen diangkut.

"Di perjalanan, di tengah danau, perahu yang mereka tumpangi tenggelam karena kelebihan muatan. Apalagi perahu juga mengangkut hasil panen sehingga perahu tenggelam," ujar Kapolres.

Afif, petugas DPKPB Purwakarta menambahkan, dari 14 orang tenggelam, delapan orang selamat.

Mereka dievakuasi oleh perahu lain yang ada di lokasi kejadian dengan penumpang sebanyak 7 orang.

"Korban selamat ini diangkut satu perahu lagi yang juga berangkat dari Pulau Pasir Tangkil sebanyak tujuh orang. Perahu bermuatan 7 orang ini membawa korban tengelam sebanyak 8 orang dan dievakuasi ke pinggir danau. Sisanya 6 orang lagi tidak terbawa dan akhirnya hilang," ujar Afif.

Dana (40), pemilik sekaligus yang mengemudikan perahu selamat. Korban selamat sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

Hanya saja, Dana dalam kondisi masih dalam penanganan dan belum bisa dimintai keterangannya.

Hingga tadi malam pukul 21.00 WIB, petugas masih bersiaga di dermaga di Desa Tegaldatar.

Personel Satpol Airud Purwakarta masih berputar mengelilingi perairan di titik lokasi kejadian.

Mereka juga dibantu Tim Basarnas. Warga juga masih berada di sekitar pinggiran bendungan di desa itu.

"Kondisi perairan Bendungan Cirata gelap, penerangan terbatas. Jenazah belum ditemukan. Kedalaman air sekitar 55 meter. Saat kondisi kembali terang kami akan lakukan lagi pencarian, kemungkinan menerjunkan tim penyelam," ujar Harsono.


Abdul Kadir
Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2017/12/22/perahu-tenggelam-di-bendungan-cirata-enam-korban-meninggal 

Begini Gaya Pamitan Hakim Ketua di Kasus Korupsi e-KTP Kepada Wartawan

Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


Menjelang Maghrib, Hakim Ketua kasus KTP Elektronik dengan terdakwa Andi Agustinus, John Butar-Butar terlihat di lobi Pengadilan Tipikor Jakarta. Memakai kemeja kotak-kotak hitam putih, rambutnya yang masih terlihat basah disisir klimis ke belakang.

Membawa satu kantong plastik, Hakim John tersenyum kepada wartawan yang ada di lobi.
"Kok masih di sini? Sidangnya kan sudah selesai dari tadi," tanya dia seraya tersenyum.
Obrolan ringan dan tawa mulai menghangatkan suasana. Mengambil satu batang rokok dari bungkusnya. Api rokok di jari tangannya terlihat menyala.

Hakim John menghisap rokoknya dalam-dalam. Hembusan asap mengepul dari mulutnya. "Selesai sudah," kata dia singkat disambut tawa wartawan.

Tugasnya mengurus sidang kasus korupsi KTP elektronik sudah dilaksanakan. Vonis terhadap Andi Agustinus serta Irman dan Sugiarto telah diketok olehnya.

Hakim John mengaku, tas plastik yang dibawanya berisi buku-buku dari ruangan. 28 Desember 2017 mendatang, dirinya sudah harus berada di Pontianak dan menempati posisi hakim tinggi.

 "Besok, Jumat (22/12/2017) hari terakhir saya di sini. Jadi, harus beres-beres. Sabtu saya mau pulang ke Semarang ketemu keluarga dulu," kata dia.

Selama tiga tahun bertugas di Pengadilan Tipikor Jakarta, dia merasa jarang bisa bertemu dengan keluarga. Hanya satu bulan sekali setidaknya dia pulang ke Semarang, Jawa Tengah bertemu istri dan dua anaknya.

Dirinya berharap dapat bertemu lebih sering keluarganya ketika sudah menjadi hakim tinggi. Terlebih, kelakar dia, menjadi hakim pengadilan tinggi, tidak akan serumit di pengadilan negeri dan tipikor.

"Saya mau siapin balsem saja yang banyak. Jadi hakim tinggi kan enggak terlalu rumit seperti pengadilan negeri. He-he-he," tawa seraknya terdengar.

Dia mengaku sudah enam tahun menjadi hakim tipikor, kasus E-KTP lah yang dinilai menyita perhatian publik.

Pria berusia 57 tahun itu mengatakan harus ada generasi penerus yang mau dan layak memimpin sidang kasus korupsi.
Beruntung, kata dia,anak lelakinya, lolos menjadi calon hakim. Padahal, John sempat terus bertanya mengenai segala hal yang kemungkinan terjadi.

"Anak saya bilang siap dengan konsekuensinya, ya sudah. Padahal dia sudah bekerja di PLN enam bulan. Ya bersyukur ada penerus," tukasnya seraya tersenyum.

Usai berbicara ringan, Hakim John memesan taksi di depan pengadilan. Dia berharap di kemudian hari dapat bertemu kembali. "Baik semuanya, saya pamit. Semoga kita bisa bertemu lagi," ucap John meninggalkan pengadilan.


Abdul Kadir
Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/22/begini-gaya-pamitan-hakim-ketua-di-kasus-korupsi-e-ktp-kepada-wartawan

Pengelola Apartemen Pabrik Narkoba di Sunter Sempat Curiga, Empat Kamar Disewa Sendirian

Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


 Pasca penggerebekan pabrik narkoba di Apartemen Green Lake Sunter pada Rabu (20/12/2017) seorang sumber menyebutkan bahwa manajamen apartemen sempat curiga dengan para pelaku.

Kecurigaan tersebut bersumber dari banyaknya unit apartemen yang disewa dengan satu nama. Sumber tersebut menyebutkan, manajemen curiga karena salah seorang yang belum bisa diidentifikasi menyewa empat unit apartemen di lantai yang berbeda sekaligus.

"Manajemen sempet curiga. Itu empat kamar disewa sendirian. Empat lantai, gimana nggak curiga?" kata sumber tersebut.

Namun ia sendiri tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. Ia sempat bertanya ke petugas keamanan, namun petugas keamanan yang ia tanya mengaku tidak tahu apa-apa.
"Saya tanya sekuritinya, nggak tahu apa-apa katanya," kata sumber tersebut.

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa dalam penggerebekan tersebut juga dikawal anggota TNI.
"Sampai dikawal ABRI (maksudnya petugas TNI) segala," kata sumber.
Sumber tersebut menyebutkan, dalam setahun ke belakang baru satu kali ada penangkapan dan penggerebekan dengan kasus narkoba di apartemen Green Lake Sunter pada Rabu (20/12/2017).

Meski begitu, dalam pernyataannya kepolisian mengatakan bahwa empat orang tersangka ditangkap di dua lantai yang berbeda dan sebuah unit apartemen yang menjadi tempat produksi di lantai lain.

Mereka adalah AA yang ditangkap di lantai 6 unit AE. Tersangka K, A, dan HL ditangkap di lantai 33 unit BJ, dan tempat produksi di lantai 16 unit BJ.

 Hingga berita ini dikirimkan Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto belum bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi terkait hal tersebut.
Sumber lain yang berada di sekitar juga mengaku tahu adanya penangkapan. Ia mengatakan bahwa pada Rabu (20/12/2017) siang antara pukul 13.00 dan pukul 14.00 ia melihat dan mendengar sirine mobil petugas kepolisian. Selain itu, banyak juga wartawan yang bertanya kepadanya lokasi tersebut.

Dari sanalah ia tahu ada penggerebekan pabrik narkoba di apartemen tersebut. Namun ia mengaku tidak tahu persis bagaimana proses penangkapan tersebut.
"Rame kemaren, wartawan banyak yang nanya," kata sumber.

Sementara itu, pihak pengelola apartemen enggan untuk memberikan informasi terkait hal tersebut.

Seorang petugas keamanan apartemen bernama Setia Rahman menyatakan bahwa informasi terkait tersebut sudah sepenuhnya diserahkan ke pihak kepolisian. Menurutnya, pihak pengelola apartemen sudah tidak bisa memberikan informasi lagi terkait hal tersebut.
"Begini, Pak. Kalo soal itu udah diserahkan ke Mabes. Jadi kita udah nggak ada pembicaraan lagi soal itu," kata dia.

Selain itu, Rahman juga mengungkapkan pada hari yang sama Kamis (21/12/2017), sudah 
ada dua orang wartawan televisi yang datang untuk meminta informasi yang sama.
Dari sanalah ia tahu ada penggerebekan pabrik narkoba di apartemen tersebut. Namun ia mengaku tidak tahu persis bagaimana proses penangkapan tersebut.
"Rame kemaren, wartawan banyak yang nanya," kata sumber.

Sementara itu, pihak pengelola apartemen enggan untuk memberikan informasi terkait hal tersebut.

Seorang petugas keamanan apartemen bernama Setia Rahman menyatakan bahwa informasi terkait tersebut sudah sepenuhnya diserahkan ke pihak kepolisian. Menurutnya, pihak pengelola apartemen sudah tidak bisa memberikan informasi lagi terkait hal tersebut.

"Begini, Pak. Kalo soal itu udah diserahkan ke Mabes. Jadi kita udah nggak ada pembicaraan lagi soal itu," kata dia.

Selain itu, Rahman juga mengungkapkan pada hari yang sama Kamis (21/12/2017), sudah ada dua orang wartawan televisi yang datang untuk meminta informasi yang sama.
Namun Rahman kembali menjelaskan bahwa ia mengarahkan wartwan tersebut ke Bareskrim. Rahman juga mengungkapkan pada hari penggerebekan Rabu (20/12/2017) 
sudah dilaksanakan konferensi pers di apartemen tersebut yang dihadiri banyak wartawan.

"Tadi juga udah ada dua orang wartawan MNC, bawa kamera, tapi kita arahkan ke Mabes. Sama. Karena kan udah di sini kemaren. Rame di sini, konferensi pers," kata Setia Rahman sambil tersenyum di depan meja informasi.

Kemudian sambil tersenyum Rahman mengantar Tribun untuk keluar dari lobi sambil terus memerhatikan.
"Udah cukup gitu aja ya, Pak," kata Setia sambil berjalan maju mengarahkan keluar.
Di lobi lantai bawah pintu masuk Tower 2 Apartemen Green Lake Sunter terdapat meja informasi berwarna cokelat dengan tinggi sekitar satu meter.

Lobi tersebut tampak sepi. Hanya beberapa orang terlihat tengah duduk. Seorang lelaki duduk sambil menghisap rokoknya. Seorang perempuan juga terlihat duduk bersama tiga anaknya.

Kondisi Jalan Sunter Agung di depan pintu masuk Tower 2 Apartemen Green Lake Sunter sangat sepi. Hanya tampak beberapa pedagang yang keliling. Meski jalan di depan pintu masuk berupa aspal mulus, namun jalanan di sekitarnya tampak rusak berlumpur.
Terdapat genangan air setinggi sekitar 15 cm di perempatan jalan tersebut. Posisi apartemen tersebut berada di hook perempatan.

Semua penghuni ketika itu keluar dengan menggunakan mobil yang terparkir di depan lobi. Terlihat puluhan mobil yang terparkir di depan lobi tersebut. Seorang petugas keamanan tampak berkeliling. Sementara dua orang petugas keamanan terlihat berjaga di pintu gerbang.

Lalu lintas Jalan Danau Sunter Selatan di sisi lain apartemen yang merupakan pintu masuk Tower 1 semakin malam semakin padat kendaraan. Jarak antara Tower 2 tempat kejadian perkara dan Tower 1 sekitar 400 meter.

Sempat beberapa kali terlihat ada penumpukan kendaraan di pertigaan jalan yang berada di sepanjang jalan Danau Sunter Selatan. Di pintu masuk tampak juga petugas keamanan yang berjaga. Di dalamnya tampak sebuah mini market, tidak tampak penghuni yang berjalan kaki keluar.

Beberapa mobil dan taksi perusahaan swasta tampak keluar masuk di gerbang tersebut. Meski begitu, beberapa orang asing berkulit hitam tampak bersileweran di jalan sekitar.

Abdul Kadir
Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/22/pengelola-apartemen-pabrik-narkoba-di-sunter-sempat-curiga-empat-kamar-disewa-sendirian?page=4 




Hakim Sebut Andi Narogong Perkaya Akom, Miryam, Markus, Jafar dan Setya Novanto

Jakarta.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE


Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis delapan tahun penjara terhadap Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Dalam putusan, hakim menilai perbuatan Andi telah memperkaya orang lain.
"Menurut majelis, unsur memperkaya diri sendiri, orang lain, dan korporasi telah terpenuhi," ujar hakim Anwar saat membaca pertimbangan putusan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (21/12/2017).

Ada lima politisi yang namanya disebut hakim ikut menerima aliran dana dari proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Pertama, politisi Partai Golkar Ade Komarudin. Seperti dalam putusan hakim untuk dua terdakwa sebelumnya, pria yang sering disapa Akom itu diyakini telah menerima uang 100.000 dollar AS.
Uang itu diberikan oleh Ketua Panitia Pengadaan proyek e-KTP, Drajat Wisnu Setyawan.

Kedua, hakim meyakini politisi Partai Hanura Miryam S Haryani telah menerima 1,2 juta dollar AS. Uang tersebut untuk dibagikan kepada anggota Komisi II DPR.

Ketiga, hakim meyakini politisi Partai Demokrat Mohammad Jafar Hafsah ikut diperkaya. Mantan anggota DPR itu diyakini menerima 100.000 dollar AS.

Selanjutnya, hakim meyakini uang proyek e-KTP diterima oleh politisi Partai Golkar Markus Nari. Anggota Komisi II DPR itu disebut menerima 400.000 dollar AS.

Terakhir, hakim meyakini mantan Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto telah ikut diperkaya. Novanto menerima 1,8 juta dollar AS, 2 juta dollar AS dan 383.040 dollar Singapura.

Sejumlah pihak yang disebut itu pernah membantah menerima aliran dana dalam kasus korupsi e-KTP.

Pihak yang telah membantah itu antara lain Ade Komarudin, Miryam S Haryani, Markus Nari, Jafar Hafsah, juga Setya Novanto.

Abdul Kadir 
 Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/21/hakim-andi-narogong-perkaya-akom-miryam-markus-jafar-dan-setya-novanto

Ridwan Kamil Bantah Pernah Tolak Dipasangkan dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat

Depok.MEDIA INDEPENDEN NASIONAL ONLINE





Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil membantah bahwa dirinya pernah menolak untuk dipasangkan dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam Pilkada Jawa Barat 2018. Ridwan Kamil menjelaskan, bahwa dalam menentukan pasangan calon ‎untuk bertarung dalam Pilkada perlu melalui beberapa proses.


Dan proses untuk mendapatkan sebuah pasangan calon tidak dipungkirinya harus mengalami beberapa hambatan yang sebelumnya tidak ‎dipikirkan. "Jadi saya sampaikan, setiap partai punya syarat, punya ekspektasi. Kadang-kadang komunikassinyaa langsung, kadang-kadang (komunikasinya) butuh proses," kata Ridwan Kamil di Universitas 
Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/12/2017).

Dijelaskan Ridwan Kamil, dalam mendapatkan pasangan calon untuk bertarung dalam Pilkada hendaknya harus pula memperhatikan hasil survei. Menurutnya, harus ada kecocokan antar sosok‎ dengan survei yang ada. "Jadi perlu ada komunikasi lebih lanjut, jadi tidak ada tolak menolak," tandasnya.

Abdul Kadir
Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/21/ridwan-kamil-bantah-pernah-tolak-dipasangkan-dengan-dedi-mulyadi-di-pilgub-jawa-barat